Pages

Saturday, December 6, 2014

Kondisi Tindak Kekerasan Korea Utara Terhadap Seni Sastra dan Media

Myourng-hak DO
Sekretaris Jenderal, PEN Center for Exiled North Korean Writers

Korea Utara memiliki 10 prinsip dalam ‘membangun rezim idola partai’ sebagai alat kontrol masyarakat di luar undang-undang dasar hukum negara. Jika seseorang melanggar aturan hukum pidana atau undang-undang, dia dapat dimaafkan. Tetapi jika melanggar 10 prinsip tersebut, maka akan ditahan dalam penjara khusus narapidana tanpa diadakan sidang di pengadilan.

Sesuai dalam Pasal 4 Ayat 7 dari 10 prinsip negara, ‘Laporan, diskusi, kuliah atau menulis sebuah artikel yang akan diterbitkan, isinya harus mengutip ajaran pemimpin tertinggi dan tidak boleh ada pelanggaran dalam tulisan atau ungkapannya.’

Para media, penerbit, kelompok sastra harus terbentuk berdasarkan dengan prinsip ini. Dan lembaga yang sudah terbentuk harus mematuhi prinsip-prinsip ini.

1. Partai Buruh Divisi Propaganda : Merupakan sebuah organisasi yang membatasi dan mengontrol di bidang media, penerbitan dan seni budaya.
-       Divisi pembimbing penerbitan: Instansi ini untuk memonitor penerbitan yang menerbitkan sesuai dengan niat dan pelajaran dari pemimpin tertinggi. Instasi ini memberikan indikasi yang mengarah ke system penulisan dan penerbitan untuk para media dan perusahaan penerbitan. 
-       Badan Sensor Penerbitan: Lembaga ini yang berwenang memeriksa hasil penerbitan yang publikasikan tentang pemimpin tertinggi.
Divisi Media Cetak : Mengontrol semua surat kabar termasuk Koran Buruh, Josin Demokratis, Koran Tongil(Penyatuan)
Divisi Komunikasi: Mengatur dan menguasai semua sektor komunikasi yang ada.
-       Divisi Penyiaran: Mengontrol Chosun Central TV, Pusat Penyiaran Korea, Chosun Central ke-tiga (Menargetkan siaran radio kable ke seluruh penduduk)
-       Divisi Kesusastraan : Menguasai dan mengontrol lembaga pencipta sastra 4.15, Serikat enulis Chosun.
-       Divisi Perfilman: Mengontrol dan menguasai aktivitas studio seni, pembuatan seni film, Studio film2.8, pencipta scenario.
-       Divisi Pertunjukan : Mengontrol dan menguasai semua sektor seni pertunjukan.

2. Status para jurnalis dan penulis
Semua jurnalis dan penulis dapat melakukan kegiatan tapi harus terdaftar sebagai anggota sebuah organisasi. Para penulis berafiliasi di Serikat Penulis Chosun, para wartawan berafiliasi di Serikat Wartawan. Para artis juga berafiliasi untuk dikontrol diantara Serikat Musisi, Serikat Penari atau Serikat Film dibawah pengawasan Serikat Seni Budaya. Lembaga tersebut berdiri untuk mengatur dan menguasai bidang ini sesuai dengan perintah pemerintah bukan untuk melindungi kepentingan atau keharmonisasiannya sendiri

3. Pemimpin tertinggi telah mendominasi sektor media dan seni budaya
-       Mengarahkan keseluruhan hasil ciptaan untuk mengidolakan Kim Il Sung, Kim Jong Il dan Kim Jong Eun.
-       Semua lembaga media seperti koran, penyiaran dan penerbitan tidak dapat mempublikasikan berita, hasil editan dan hasil penerbitannya tanpa periksa dulu oleh Partai Buruh.
-       Menempatkan penulis yang handal di Lembaga Sastra Kreatif 4.15 untuk menciptakan karya yang mengidolakan Kim Il Sung secara profesional.
-       Untuk mengendalikan kegiatan dan kehidupan pribadi para seniman, harus dilakukan tindakan untuk evaluasi siklus mingguan agar kehidupan pribadi, kegiatan kreatif dan kesetiaan dan sikapnya bias berubah jika pernah melakukan pelanggaran.
-       Penekanan dan pengendalian secara sistematik membuat para jurnalis dan penulis memiliki keluhan dan membuat mereka untuk menciptakan sesuatu karya secara kreatif.

4. Kondisi penulis yang dipenjarakan dan dibunuh
- Ketua Lembaga Sastra Kreatif 4.15, Hyeon Seung Geol dan Choi Hak Su tahun 1992
Dalam sebuah jamuan makan malam Choi Hak Su mengatakan “Kapan kita dapat kebebasan menulis sesuatu yang ingin kita menulis?”. Hyeon Seung Geol menjawab, ”Jangan menyerah. Suatu saat pasti kita bisa menulis apa yang kita inginkan”. Perkataan dua orang tersebut dilaporkan kepada Kim Jong Il oleh sekretaris Lembaga Sastra Kreatif 4.15, dan akhirnya Hyeon Seung Geol dan Choi Hak Su dijebloskan ke penjara Yodok nomor 15 yang berlokasi di Hamgyeongnamdo.
- Song Geum Chul, seorang penulis dan wartawan di Siaran Pusat Chosun pada Oktober 1995. Dia mengeluhkan teori Kim Jong Il tentang kebebasan menulis kreatif dan akhirnya dijebloskan ke dalam penjara.
- Kim Jin Sung, seorang novelis pada tahun 2007
Salah satu novelis ternama Kim Jin Sung telah ditanggap dan dipenjarakan. Gosip yang beredar mengatakan dia terlibat dengan pengusaha kereta api saat terjadi kasus peledakan di stasiun Yongchun Chungun.
- Penulis skenario ternama dan terbaik di Korea Utara, Lee Chun Gu pada tahun 2008
Kim Jong Il memberitahukan bagian yang harus diperbaiki untuk skenarionya. Tapi dia menentang dengan mengatakan seperti diberikut ini, “ Bukankah saya lebih mahir daripada pemimpin tertinggi khusus di bidang sastra film?”. Kim Jongil langsung menurukan perintah, ‘Penjarakan dia sekarang!” Kasus-kasus seperti ini mungkin akan terus terjadi karena sstem pemerintahan Korea Utara dipimpin oleh seorang ditaktor.  
-----------------------------------------------------------------------
Sumber: makalah ini berasal dari berbagai paper yang saya dapat ketika menjadi panitia untuk acara “Unspeakable Atrocities” in North Korea and the Road Ahead atau “Tindak-Tindak Kekejaman yang Tak Terucap” di Korea Utara dan Nasibnya pada Masa Depan yang diselenggarakan oleh Human Rights Working Group (HRWG) dan National Democratic Institute (NDI) pada 21 Agustus 2014 di Hotel Morrissey, Jakarta.

Makalah-makalah tersebut menyoroti berbagai isu di antaranya: belenggu terhadap kebebasan berpendapat dan berekspresi di Korea Utara, cara-cara untuk memperkuat akses Informasi rakyat Korea Utara di bawah pengawasan, perjuangan hidup tiada henti tanpa kebebasan untuk bertindak, dan penculikan warga negara asing dan praktek spionase. Saya tidak mengubah apa pun dalam isi maupun tata bahasanya.

No comments: