"Singa Mesopotamia" Iraq mengukir sejarah. Mereka tampil perkasa menumbangkan "Rajawali Hijau" Arab Saudi, dalam final Piala Asia 2007, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (29/7). Lewat sundulan kapten Iraq, Younis M. Khallef, Arab digulung, 1-0 (0-0).
"Kemenangan ini kami persembahkan untuk rakyat Iraq yang menderita akibat perang," ujar Younis usai pertandingan. Dia juga menambahkan, kemenangain ini juga ditujukan bagi pengorbanan seorang ibu yang kehilangan anaknya usia 12 tahun, dalam insiden bom di Baghdad yang menewaskan 50 orang beberapa hari yang lalu usai Iraq memastikan diri lolos ke final dengan menundukan Kesatria Teaguk, Korea Selatan lewat drama adu pinalti.
Sementara pelatih Iraq, Jorvan Vieira berpendapat, harusnya timnya bisa mencetak gol lebih banyak. Tapi dia juga mengaku sangat bangga melihat anak asuhnya dan orang-orang Iraq yang disebutnya pekerja-pekerja keras. Pelatih Arab Saudi Helio dos Anjos, juga mengakui kehebatan lawannya.
Dengan ini, Iraq untuk pertama kali menjuarai ajang sepak bola paling bergengsi di Asia, asekligus mematahkan ambisi Arab menyabet gelar keempatnya di Pila Asia. Timnas dari ‘negeri seribu satu malam’ ini berhasil memberikan senyum dan kebahagiaan kepada rakyat yang sedang menderita akibat invasi Amerika Serikat.
Tanggung jawab yang sangat besar untuk membuat rakyat Irak tersenyum lewat sepak bola, ditunjukkan dengan konsentrasi tinggi dan perjuangan sangat gigih Younis dan kawan-kawan.
Pertarungan dua raksasa Asia Barat kemarin sungguh sangat luar biasa. Dendam kesumat untuk saling mengalahkan sangat membara. Pada Piala Asia 1996, Arab Saudi unggul tipis 1-0. Kemudian pada 26 Juli 2004, "Singa Mesopotamia" mengalahkan Arab Saudi di penyisihan Grup C Piala Asia di Stadion Sichuan Longquanyi, Chengdu, China. Di Jakarta, Iraq kembali
menunjukkan keperkasaannya.
Satu-satunya gol yang menghantar Iraq menjadi kampiun Asia adalah lewat sundulan Younis memanfaatkan umpan Hawar Taher dari sepak pojok pada menit ke 70. Bola dari kiri lapangan Arab gagal dihalau oleh kiper Yasser Al Mosailem. Tanpa mengalami banyak kesulitan penjagaan, Younis dengan cermat menjemput bola dengan tandukan kepalanya.
Tampil sangat dominan, Arab dibuat kuwalahan dan hanya bisa bertahan dan sesekali melakukan serangan balik. Dari pengamatan penulis, Yasser Al Qathani yang dikawal ketat tiga pemain bertahan Iraq hanya mampu menghasilkan satu peluang emas pada menit ke-44 babak pertama. Sisanya, Yasser tak mampu banyak berkutik. Supply bola dari pemain tengah Arab kepadanya selalu kandas oleh pemain-pemain bertahan Iraq.
Malek Alhawsawi yang pada laga semifinal melawan Jepang menjadi pahlawan Arab, malam itu juga praktis hanya mendapatkan satu peluang pada menit ke-67. Selebihnya, lini pertahanan Arab digempur habis-habisan.
Masih bersyukur Al Mosailem tampil baik hanya kebobolan satu gol. Padahal, Iraq berhasil melakukan 11 shoot on goal yang menusuk hampir saja mengoyak jaring Arab.
Pemain Iraq pemilik nomor punggung 11, Hawar M. Taher tampil gilang-gemilang. Ia mampu memenangkan duel dan menjadi inspirator serangan Iraq.
Dihadapan lebih dari 50 ribu pasang mata yang menyaksiskan langsung serta puluhan juta pasang mata di seluruh dunia, Iraq akhirnya menjadi juara Asia. Dan Jakarta yang malam itu diterangi purnama, menjadi saksi sejarah yang akan selalu membekas bagi warga Iraq khsusnya.
Pemain Terbaik
Younis M. Khallef striker yang kini bermain di Liga Qatar bersama klub
Al Gharafa menjadi pahlawan Iraq. Selain menjadi Pemain terbaik Piala Asia 2007, ia juga mampu menyamai ketajaman Yasser Al Qathani dengan sama-sama mengoleksi 4 gol.
No comments:
Post a Comment