Pages

Wednesday, February 29, 2012

Perebutan Tafsir Kebebasan di Ruang Publik

Hanung Bramantyo berorasi di aksi gerkan Indonesia Tanpa FPI, Jakarta, (14/2)
Oleh Awigra*

Publik terbelah posisinya ketika merespon wacana pembubaran Front Pembela Islam (FPI). Terlebih, pasca aksi pengusiran sejumlah pengurus pusat FPI oleh masyarakat Dayak di Pangkaraya, Kalimantan Tengah, (11/2) ditambah aksi massa gerakan Indonesia tanpa FPI di Bundaran HI (14/2) baru-baru ini. Mengingat, semangat pembubaran bisa berbenturan dengan semangat kebebasan berserikat dan berkumpul yang dijamin oleh konstitusi.
Pertanyaannya, jika terbukti ada kelompok yang jelas-jelas memiliki rekam jejak (track record) panjang melakukan berbagai tindak kekerasan, apakah atas nama kebebasan, mereka tidak bisa dibubarkan? Di titik ini, terjadi pertempuran wacana yang sengit tentang hakikat kebebasan di ruang publik. 

Friday, February 24, 2012

Muda, Beda, dan Berbahaya

I Wayan Balawan and JRX SID @ Kemang, photo by: Awi

JIKA KAMI BERSAMA

Superman Is Dead is on Radio Show at Kemang, dawn of Friday, February 24, 2012. Photo: by Awi 

 Superman Is Dead feat Shaggy Dog 

Jika kami bersama
Nyalakan tanda bahaya
Jika kami berpesta
Hening akan terpecah

Saturday, February 18, 2012

Mampukah Indonesia Fasilitasi Krisis Misil Korut?

Pada Agustus 2006, Pemerintah Jepang melalui Menteri Pertahanannya Fukishiro Nukaga mengusulkan agar pemerintah Indonesia mengambil sikap pro-aktif terhadap krisis misil di Korea Utara. Jakarta, dinilai memiliki peran strategis karena kedekatan hubungannya dengan Pyongyang untuk menjembatani dialog akibat kebuntuan six party talks.

SESUDAH HARI INI


Lirik                            : dari puisi ”Masihkah Engkau?” oleh: J. Adi Wardaya, SJ
Arr.                              : Antonius Febri H
Dinyanyikan oleh     : Agnes Sawitri L. dan KePingS
Date                             : Medio 2002



Toto Chan: Anak Adalah Subjek Pendidikan


Totto Chan adalah kisah Tetsuko Kuroyanagi yang menceritakan kembali pengalamannya masa kecilnya ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Totto Chan (baca: Totto Cang) adalah sebutannya sewaktu masa kanak-kanak. Seperti lazimnya kanak-kanak di Jepang, Tetsuko mendapat tambahan kata Chan di belakang nama panggilannya. Selain sebagai tokoh utama, Totto Chan sekaligus menjadi judul dari karya Kuroyanagi.

Thursday, February 16, 2012

Gerakan Indonesia Tanpa FPI

Hanung Bramantyo memberikan orasi dalam aksi Indonesia Tanpa FPI di Bundaran HI, Jakarta, (14/2)

Wednesday, February 15, 2012

Di Balik Operasi Djakarta

Sejak berdirinya negara, Amerika Serikat (AS) telah memiliki filosofi untuk mendedikasikan dirinya mendukung demokarasi liberal dan penegakan hukum. Komitmen ini dapat ditemukan dalam beberapa dokumen penting termasuk deklarasi kemerdekaan (Declaration of Independence) 1776 –di mana di sana disebutkan bahwa kehidupan, kebebasan, dan meraih kebahagiaan adalah hak semua orang dan tidak dapat dihilangkan– Konstitusi, dan Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia. Mulai dari George Washington sampai Barack Obama terus mengaku dirinya bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi dan hak asasi manusia (HAM) selama menjalankan pemerintahan, baik di dalam maupun di luar negeri. Dalam sejarah kebijakan luar negerinya, AS merupakan negara yang aktif melakukan ekspansi teritorial, ekonomi dan persebaran kultur negaranya. Akibatnya, sering terjadi konflik antara keinginannya mempromosikan demokrasi dan penghormatan terhadap prinsip-prinsip HAM dengan tujuannya mengejar kepentingan nasionalnya dalam hal keamanan, maupun dalam memajukan ekonomi negaranya.[1]

Friday, January 20, 2012

Tantangan Keberagaman dalam Keberagamaan


Sebuah Pengakuan
Barangkali, panggilan untuk masuk dan terlibat dalam arena persoalan keberagaman di Indonesia, saya terima ketika pada tahun 2002, saya dipercaya memimpin sebuah program Pekan Studi Islam dari Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Jakarta. Dalam program tersebut saya bersama sekitar 30 orang muda Katolik (OMK) tinggal, hidup, ngaji dan menjadi “santri” selama seminggu di Pesantren Assidiqiyah, pimpinan K.H Noor Iskandar, S.Q di Batu Ceper, Tangerang.